SELAMAT DATANG DI BERITAKU.COM, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA. JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR ANDA.

Klik Gratis


Masukkan Code ini K1-35B8YD-8
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom

PR

***

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net

Kirim

Add to Plusmo

Add to Google Reader or Homepage

Alexa

Info Anda

IP

Sejarah Siregar [1]

Oleh: Ali Rahmat Siregar

Toga Siregar merupakan keturunan Raja Batak keempat, dengan garis keturunan dari guru Tatea Bulan, Saribu Raja, dan Raja Lontung. Dari sembilan bersaudara (tujuh laki-laki dan dua perempuan), Toga Siregar adalah anak bungsu Si Raja Lontung dan istrinya Si Raja Pareme.

Pada awalnya, Si Raja Lontung bermukim di Desa Banuaraja, yang terletak di perbukitan di atas Desa Sabulan, persis di pinggiran Danau Toba, berseberangan dengan Panguruan di Pulau Samosir. Karena terjadi banjir besar yang melanda Desa Banuaraja dan Sabulan, maka terpaksalah mengungsi keturunan Si Raja Lontung (Toga Sinaga, Toga Situmorang, Toga Pandiangan, Toga Nainggolan, Toga Simatupang, Toga Aritonang, dan Toga Siregar).

Sinaga dan Pandiangan ke Urat-Samosir, Nainggolan ke Nainggolan-Samosir, Simatupang dan Aritonang ke Pulau Sibandang, dan Siregar ke Aek Nalas-Sigaol. Namun, Situmorang hanya sampai di Sabulan.

Suatu saat Aritonang memanggil adiknya Siregar dari Aeknalas-Sigaol ke Desa Aritonang di Kecamatan Muara, yang kemudian menetap dan beranak pinak di situ. Selanjutnya dari Desa Aritonang, Marga Siregar menyebar ke sekitar Kecamatan Muara. Di sini berdiri “Tugu Siregar” yang dibangun oleh keturunan Marga Siregar.

Toga Siregar memiliki 4 (empat) keturunan laki-laki, yaitu Silo, Dongoran, Silali, dan Siagian. Sedangkan Marga Sormin dan Ritonga adalah marga yang berasal dari keturunan Toga Siregar. Yakni, Silo dari anak Siregar Sormin dan Silali dari Siregar Ritonga.

Pada suatu masa, kemarau panjang melanda wilayah Muara yang mengakibatkan gagal panen sehingga sebagian keturunan Marga Siregar berpindah lagi menuju ke arah Siborongborong-Humbang dan langsung membangun kampung di sana yang diberi nama Lobu Siregar.

Kemudian untuk mencari kehidupan yang lebih baik, dari Lobu Siregar mereka berangkat lagi menjelajah ke arah Pangaribuan dan selanjutnya sebagian lagi menuju ke Desa Sibatangkayu. Setelah bermukim berapa lama, dari sini mereka berangkat lagi menjelajah ke Bungabondar sampai ke Sipirok, Tapanuli Selatan.

Mendengar saudaranya berhasil di perantauan, sebagian keturunan Marga Siregar yang tadinya masih tinggal di Muara, berangkat menuju Tarutung-Silindung dan mendirikan kampung yang diberi nama Desa Simarlala Pancurnapitu.

Dari desa tersebut mereka menjelajah lagi menuju Pantis-Pahae dan beranak pinak di sana. Kemudian salah satu satu keturunan Marga Siregar yang dari Pantis ini menjelajah lagi dan mendirikan kampung di Onanhasang, yang masih di sekitar Pahae. Dari Onanhasang keturunannya merantau lagi dan mendirikan kampung di Simangumban dan Bulupayung.

Comments :

0 komentar to “Sejarah Siregar [1]”

Posting Komentar