SELAMAT DATANG DI BERITAKU.COM, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA. JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR ANDA.

Klik Gratis


Masukkan Code ini K1-35B8YD-8
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom

PR

***

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net

Kirim

Add to Plusmo

Add to Google Reader or Homepage

Alexa

Info Anda

IP

125 Juta Warga Indonesia Beresiko Terkena Kaki Gajah

Beritaku.Com - Warga Indonesia sebanyak 125 juta beresiko terkena kaki gajah, setelah Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan bahwa, tersebar di 316 kabupaten/kota telah dinyatakan endemis. Jumlah berdasarkandata penduduk tahun 2008.

"Mereka beresiko karena tersebar di 316 kabupaten/kota yang dinyatakan endemis filariasis," kata Endang di gedung Departemen Kesehatan, 18 November 2009.

Sedangkan orang yang positif mengandung cacing filaria dalam kelenjar getah bening mereka ada sekitar 40 juta orang. "Secara rata-rata di Indonesia itu prevalensi mikrofilaria-nya ada sebesar 19 persen."

Apabila tidak dilakukan tindakan dalam hal ini pengobatan massal ia khawatir masa depan 40 juta orang itu. "Disamping itu, penderita pun akan menjadi sumber penularan," tukasnya.

Pernyataan ini sekaligus menjadi argumentasi kebijakan Endang selaku Menkes baru untuk melakukan pengobatan massal kaki gajah, salah satunya di Kabupaten Bandung.

Namun, dalam proses pelaksanaan perdana ini, delapan warga Kabupaten Bandung meninggal dunia. Hingga kini belum diketahui apa penyebab kematian mereka.

Kepolisian Resor Bandung hingga kini belum menetapkan tersangka terkait tewasnya delapan warga Kabupaten Bandung yang diduga meninggal akibat meminum obat pencegah penyakit kaki gajah.

"Kami juga sudah dapat laporan dari BPOM bahwa obat yang diberikan pada warga itu aman, memenuhi syarat dan tidak kadaluarsa. Prosedur yang dijalankan pun sudah benar. Adapun efek samping yang dikeluhkan warga itu adalah efek samping akibat matinya cacing di dalam usus," ujar Menkes.

Sementara ahli onkologi Prof Purwanti Astuti mengatakan penyebab meninggalnya 8 orang warga Bandung dan ratusan warga lainnya yang dilarikan ke rumah sakit karena keluhan efek samping setelah pengobatan kaki gajah adalah sebagai berikut:

1. Dari 8 kasus yang meninggal, 3 kasus bukan diakibatkan oleh obat kaki gajah karena ternyata mereka terbukti tidak mengonsumsi obat tersebut. Sedangkan 5 kasus lagi diakibatkan karena kebetulan punya penyakit lain, seperti jantung dan stroke.

2. Warga Bandung banyak yang tidak terbiasa makan pagi-pagi sehingga mengonsumsi obat tanpa makan terlebih dahulu

3. Banyaknya warga yang pergi ke rumah sakit disebabkan karena ketakutan berlebih terhadap efek samping yang mereka rasakan atau sekedar ikut-ikutan terpengaruh tetangga lainnya.

"Banyak warga yang terlalu takut dengan efek samping seperti mual, muntah, pusing dan sesak di ulu hati. Padahal itu adalah pertanda bahwa obat tersebut berhasil membunuh cacing filaria dalam tubuh. Dan efek itu hanya berlangsung selama 3 hari, setelah itu hilang sendiri," jelas Astuti.

Astuti juga menambahkan bahwa pemberian obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazole untuk mencegah penyebaran larva mikrofilaria dari caing filaria sudah dalam dosis yang sangat rendah.

"Kita memberikannya sesuai prosedur WHO, yaitu 6 mg/kg berat badan untuk DEC dan 400 mg untuk Albendazole, dikonsumsi 3 kali sehari. Itu sudah dosis yang menghasilkan efek samping paling rendah. Dulu, obat itu harus diminum 7 hari, sehingga banyak yang malas dan tidak meneruskan minum. Jadi sampai sekarang jumlah penderitanya masih cukup tinggi," tambahnya.

Penyakit Kaki Gajah sulit dicegah karena gejala awalnya tidak terlihat. Penyakit kaki gajah baru timbul setelah larva cacing ditubuh hidup selama 1 tahun atau lebih.

Penyakit kaki gajah tidak datang secara tiba-tiba melainkan butuh waktu bertahun-tahun sampai si larva cacing (mikrofilaria) menyumbat pembuluh limfe yang kemudian menyebabkan pembengkakan organ.

Terdapat tiga jenis potensi pembengkakan organ akibat cacing filaria yaitu pada bagian kaki, lengan dan alat kelamin. Penyakit ini berasal dari tiga jenis cacing filaria yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. (Chapuz)

Comments :

0 komentar to “125 Juta Warga Indonesia Beresiko Terkena Kaki Gajah”

Posting Komentar